BSTORES Indonesia

Blog

  • Mengenali Gejala Awal Alzheimer Sedini Mungkin

    Mengenali Gejala Awal Alzheimer Sedini Mungkin

    Penyakit Alzheimer adalah jenis demensia di mana sel-sel otak mati. Menurut WHO, di seluruh dunia, sekitar 50 juta orang menderita demensia, dan ada hampir 10 juta kasus baru setiap tahun. Menurut Alzheimer’s Association, penyakit ini menyumbang 60 hingga 80 persen dari kasus demensia. Penyakit Alzheimer lebih sering terjadi pada orang berusia di atas 65, tetapi beberapa orang menunjukkan gejala dini penyakit alzheimer pada usia 40 atau 50-an. Para ilmuwan di Johns Hopkins mengatakan mereka telah mengidentifikasi perubahan otak yang terkait dengan Alzheimer. Perubahan ini bahkan dapat terjadi puluhan tahun sebelum gejala penyakit alzheimer muncul pertama kali. Gejala penyakit alzheimer ini merupakan gejala yang muncul tanpa disadari penderitanya, namun beberapa gejalanya dapat dikenali sejak dini. Agar lebih waspada dan segera mendapatkan perawatan, berikut gejala dini penyakit alzheimer:

    1. Sering Lupa 

    Penderita Alzheimer mengalami gangguan daya ingat, seperti sering lupa kejadian yang baru saja dialami atau menceritakan hal yang sama berulang kali. Terkadang penderita tidak ingat kejadian penting, bingung lokasi di mana mereka berada, dan tidak mengetahui jalan pulang.

    2. Gangguan Komunikasi 

    Penderita Alzheimer juga akan mengalami gangguan mengingat kata-kata yang sebelumnya sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Mereka sulit berbicara dan memahami percakapan, karena merasa linglung ketika harus merangkai kata-kata.

    3. Antisosial 

    Karena kurang percaya diri akibat penyakit yang dimiliki, penderita Alzheimer akan menarik diri dari kehidupan sosial. Mereka lebih memilih untuk menyendiri dan berdiam di dalam rumah serta menghindari keramaian. 

    4. Depresi 

    Studi yang dilakukan selama lima tahun di American Journal of Psychiatry menjelaskan bahwa zat amiloid beta-protein dapat membangun plak yang ditemukan pada otak penderita Alzheimer. Zat ini juga terdapat pada orang dewasa yang mengalami peningkatan kecemasan. Karena itu, para peneliti berhipotesis bahwa kecemasan yang meningkat dapat menjadi salah satu tanda awal Alzheimer

    5. Mood Mudah Berubah-ubah

    Perubahaan mood yang terjadi pada penderita Alzheimer bisa berupa takut, gelisah, bingung, bahkan depresi. Perubahan suasana hati ini bisa terjadi secara ekstrem dan mungkin mengubah perilaku seseorang.

    Jika Anda atau anggota keluarga mengalami gejala-gejala yang berkaitan dengan Alzheimer, jangan tunda untuk berobat ke dokter. Diagnosis dini bisa bantu mencegah Alzheimer yang semakin parah. Dengan menerapkan gaya hidup sehat, pencegahan Alzheimer bisa dimaksimalkan. Selain itu adalah meningkatkan asupan vitamin D. Terdapat hubungan antara kekurangan vitamin D dengan penurunan kognitif. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan tubuh terserang penyakit Alzheimer, sehingga terjadi demensia. Cara paling mudah untuk mendapatkan asupan vitamin D adalah dengan dengan mengonsumsi suplemen yang kaya akan vitamin tersebut, WINDMILL Vitamin D3 1000 IU. Anda bisa langsung membelinya di https://bstores.co.id/product/windmill-vitamin-d3-1000-iu/. Yuk mulai terapkan hidup sehat dan rutin konsumsi vitamin untuk pencegahan alzheimer sejak dini!

  • Menu Makanan Sehat Untuk Lansia Agar Stamina Tubuh Tetap Fit

    Menu Makanan Sehat Untuk Lansia Agar Stamina Tubuh Tetap Fit

    Seiring bertambahnya usia, para lansia membutuhkan makanan bergizi yang seimbang. Makanan sehat bagi lansia dapat membantu mencegah risiko dari beragam penyakit kronis dan meningkatkan energi untuk beraktivitas secara rutin. Pada lansia, metabolisme di tubuh akan melambat sehingga kalori yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit. Tubuh lansia juga memerlukan lebih banyak nutrisi tertentu dibandingkan dengan orang berusia muda. Sehingga, penting bagi para lansia untuk menyesuaikan menu makannya. Berikut adalah beberapa contoh makanan sehat untuk lansia:

    1. Ikan: Tuna, Salmon, atau Mackerel

    Ikan merupakan salah satu contoh makanan yang baik untuk lansia. Pasalnya, ikan mengandung protein, tetapi memiliki kadar lemak yang lebih rendah ketimbang sumber protein hewani lain, seperti daging merah. Jenis makanan ini justru mengandung lemak baik, yaitu asam lemak omega-3 yang membantu menjaga kesehatan jantung, mengurangi peradangan, serta memperlambat penurunan fungsi kognitif pada lansia. Selain itu, tekstur ikan yang lembut juga cocok untuk lansia. Adapun beberapa contoh ikan dengan kandungan omega-3 yang tinggi, yaitu tuna, salmon, atau mackerel.

    2. Telur

    Telur merupakan sumber protein hewani yang baik untuk lansia. Tak hanya itu, makanan ini juga mengandung berbagai vitamin dan mineral yang lansia butuhkan untuk kesehatannya, seperti vitamin D, vitamin B12, vitamin B2, folat, hingga zat besi.

    3. Daging ayam

    Ayam juga merupakan contoh makanan sehat untuk lansia. Apalagi jenis makanan ini cenderung mudah Anda temukan dan banyak disukai. Tak hanya itu, kadar nutrisinya yang tinggi juga dapat membantu lansia memenuhi kebutuhan gizinya, seperti protein, vitamin B12, dan zat besi. Meski demikian, Anda harus mengetahui cara memasak ayam yang benar agar matang sempurna dan bisa mendapatkan nutrisinya secara optimal. Pasalnya, mengonsumsi ayam yang belum matang bisa membahayakan kesehatan.

    4. Kacang-kacangan:  Kacang Tanah, Kacang Almond, Kenari

    Meski teksturnya tidak lembut, kacang-kacangan, seperti kacang almond, kenari, atau kacang tanah, bisa menjadi pelengkap menu sehat untuk lansia. Pasalnya, kacang-kacangan merupakan sumber protein nabati yang baik untuk tubuh. Jenis makanan ini juga mengandung serat yang tinggi, vitamin B6, kalsium, kalium, magnesium, serta rendah lemak jenuh. Untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari makanan ini, Anda bisa menghaluskan kacang atau membuat pasta kacang dapat Anda campur dengan makanan lainnya. Namun bagi lansia yang masih bisa mengunyah dengan baik, dapat langsung mengonsumsi kacang-kacangan sebagai camilan.

    5. Buah-buahan: Pisang, Kiwi, Strawberry

    Jenis makanan ini mengandung tinggi serat, air, hingga berbagai vitamin dan mineral agar tubuh lansia tetap bugar. Misalnya, buah pisang mengandung serat, kalium, vitamin B6, vitamin C, serta magnesium. Adapun kalium baik untuk lansia yang menderita hipertensi dan kandungan lainnya bisa membantu menjaga sistem pencernaan. Namun, bagi Anda yang memiliki diabetes, sebaiknya hindari buah dengan kadar gula tinggi, atau tanyakan pada dokter jenis buah yang cocok jika Anda memiliki riwayat penyakit tertentu.

    6. Sayuran: Tomat, Bayam, Wortel

    Sama seperti buah, sayuran juga penting untuk kesehatan lansia karena kandungan serat, vitamin, dan mineral. Salah satu rekomendasi sayuran untuk lansia adalah sayuran berdaun hijau, seperti bayam. Sayuran ini mengandung kalsium, zat besi, kalium, vitamin K, vitamin C, dan segudang nutrisi lainnya yang baik untuk lansia. Apalagi, sayuran ini bisa Anda olah menjadi berbagai kreasi makanan, seperti sayur dengan kuah bening atau beragam resep sayur bayam lainnya. Meski demikian, ada baiknya Anda pun mendiversifikasi pilihan sayuran setiap harinya, seperti tomat, wortel, dan lain-lain. Lakukan hal ini agar kandungan nutrisi untuk lansia lebih optimal.

    7. Susu dan Produk Susu

    Sepertinya sudah menjadi kebutuhan utama bagi lansia untuk mengonsumsi jenis makanan yang satu ini. Pasalnya, susu dan produk susu, seperti keju atau yoghurt, kaya akan kalsium dan vitamin D yang baik untuk kesehatan tulang lansia. Apalagi, semakin bertambah usia, kepadatan tulang semakin menurun sehingga berisiko mengalami osteoporosis dan masalah tulang lainnya. Namun, sebaiknya lansia memilih susu yang rendah lemak atau bebas lemak untuk mengurangi kadar lemak dalam tubuh. Adapun kebutuhan minum susu untuk lansia ini sebenarnya tidak ada batasan. Anda bisa mengonsumsinya tiga gelas setiap hari atau sesuaikan dengan sumber kalsium lainnya.

    8. Makanan Mengandung Pati: Kentang, Nasi, Jagung, atau Gandum

    Makanan berpati, seperti kentang, nasi, jagung, atau gandum, mengandung karbohidrat untuk lansia sebagai sumber energi. Tak hanya itu, makanan ini juga mengandung serat serta berbagai vitamin dan mineral yang baik untuk lansia lansia. Pilihlah makanan berpati dengan tekstur yang lembut, seperti kentang, oatmeal gandum, atau bubur nasi, terutama bagi mereka yang memiliki masalah menelan.

    Selain mengonsumsi makanan yang sehat, imbangi juga dengan rutin mengonsumsi vitamin untuk lansia. Dengan mengonsumsi WINDMILL Vitamin D3 1000 IU, dapat memperkuat tulang, imunitas tubuh, dan meningkatkan fungsi mata. Anda bisa langsung membelinya di https://bstores.co.id/product/windmill-vitamin-d3-1000-iu/. Yuk mulai terapkan hidup sehat dengan mengonsumsi menu sehat dan rutin konsumsi vitamin untuk lansia!

  • Beberapa Aktivitas Olahraga yang Aman Untuk Lanjut Usia

    Beberapa Aktivitas Olahraga yang Aman Untuk Lanjut Usia

    Gaya hidup sehat meliputi pola makan seimbang dan olahraga rutin. Namun, apakah olahraga secara rutin juga dianjurkan untuk lansia? Anda perlu tahu, olahraga rutin bermanfaat bagi kesehatan tubuh, terutama jantung. Manfaat berolahraga di usia lanjut terbukti dapat mempertahankan daya tahan tubuh, meningkatkan kekuatan, memperlambat demensia, serta mengurangi risiko terserang berbagai penyakit kronis, seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan stroke. Para lansia disarankan untuk berolahraga minimal 30 menit per hari. Nah, ada beberapa jenis olahraga untuk lansia yang dapat dilakukan untuk menjaga kebugaran tubuh dan menurunkan risiko berbagai penyakit akibat penuaan. Apa sajakah jenis olahraga tersebut?

    1. Jalan kaki

    Olahraga tidak harus ekstrem. Berjalan adalah jenis olahraga yang paling sederhana dan efektif untuk orang tua. Australian Physical Activity and Sedentary Behaviour Guidelines menyebut lansia yang berjalan kaki setidaknya 30 menit setiap hari dapat mengurangi risiko penyakit jantung hingga 40 persen.

    2. Yoga

    Sebagai salah satu olahraga yang cocok untuk segala usia, yoga telah menjadi bagian dari gaya hidup sehat era modern. Bahkan untuk orang berusia di atas 55 tahun ke atas yang mengalami masalah persendian seperti asam urat atau radang sendi disarankan melakukan yoga karena membuat tulang dan sendi lebih luwes. Asisten profesor ilmu olahraga di Universitas Miramar San Diego, Jessica Matthews mengatakan yoga adalah pilihan olahraga yang bagus bagi lansia untuk melatih kekuatan tulang dan otot untuk menopang berat badan serta untuk menjaga kesehatan mental lansia. Perpaduan gerakan dan relaksasi pada yoga berdampak menenangkan fisik dan pikiran.

    3. Berenang

    Berenang aman dilakukan siapa saja, termasuk orang tua yang menderita masalah sendi atau penyakit jantung. Berenang dapat membangun daya tahan tubuh, memperkuat jantung, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan kapasitas paru-paru. Semua manfaat tersebut akan membuat tubuh menjadi lebih kuat dan meningkatkan kepercayaan diri para lansia. 

    4. Senam

    Senam melibatkan gerak aktif seluruh anggota badan, serta melatih kekuatan dan keseimbangan tubuh. Senam juga telah terbukti menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan kekuatan pada lansia karena terdapat gerakan-gerakan yang dinamis. Ada banyak jenis senam yang diperuntukkan bagi lansia seperti senam aerobik, salsa, chairs, hingga senam jazz yang bermanfaat mengurangi risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, serta diabetes. Bahkan menurut American Council on Exercise, senam dapat memperlambat demensia pada orang tua.

    5. Bersepeda

    Bersepeda adalah salah satu olahraga terbaik bagi tubuh yang semakin menua serta minim risiko keseleo karena tak memberikan banyak tekanan pada lutut, sendi, maupun pergelangan kaki. Rutin bersepeda membantu meningkatkan sistem kerja kardiovaskular, memperkuat jantung dan paru-paru, melemaskan otot, serta mengurangi ketegangan pada persendian.

    Dengan melakukan olahraga-olahraga yang telah disebutkan di atas, tak mustahil bagi para lansia yang ingin memiliki tubuh yang lebih bugar, sehat, dan aktif di masa tua. Olahraga pun tak selalu berkaitan dengan aktivitas fisik yang berat dan menguras tenaga ekstra. Asal dilakukan dengan tepat dan disesuaikan dengan kemampuan diri, para lansia bisa mendapat manfaat kesehatan yang maksimal sekaligus meningkatkan kualitas hidup. Selain olahraga teratur, imbangi juga dengan rutin mengonsumsi vitamin untuk lansia. Dengan mengonsumsi Windmill Vitamin E 400 IU, dapat meningkatkan daya tahan tubuh, kesehatan jantung, dan terhindar dari radikal bebas. Anda bisa langsung membelinya di https://bstores.co.id/product/windmill-vitamin-e-400-iu/. Yuk mulai terapkan hidup sehat dengan olahraga teratur dan rutin konsumsi vitamin untuk lansia!

  • Yuk Ketahui Umur Terbaik Untuk Pembentukan Otot!

    Yuk Ketahui Umur Terbaik Untuk Pembentukan Otot!

    Mempunyai tubuh sehat serta ideal adalah impian semua orang. Bagi mereka yang memiliki berat badan lebih, biasanya ingin mengurangi kadar lemak dalam tubuh, sehingga otot bisa terlihat lebih jelas. Sedangkan bagi mereka yang merasa kurus tentu ingin menambah berat badan dan massa otot agar terlihat lebih berisi. Solusi dari masalah tersebut, salah satunya yaitu dengan program pembentukan otot dengan latihan beban. Kapan umur terbaik bagi seseorang untuk memulai pembentukan otot tubuh, apakah dimulai saat anak-anak, remaja, dewasa, atau usia 50 tahun ke atas? Berikut penjelasannya!

    Haruskah dimulai dari anak-anak?

    Dilansir dari Mayo Clinic, latihan beban dapat membantu anak-anak terlihat lebih sehat dan tidak bertujuan untuk membentuk otot, namun untuk mempertahankan bentuk tubuh yang ideal. Menurut Rumah Sakit Anak St. Louis, Inggris, anak-anak berusia tujuh tahun dapat mulai latihan beban yang harus digabungkan dengan aktivitas lain sebagai bagian dari komposisi kebugaran yang seimbang. 

    Latihan angkat beban di usia remaja

    Menurut American College of Sports Medicine (ACSM), latihan selama masa pubertas dapat meningkatkan massa otot dan kekuatan. Berdasarkan penelitian yang dimuat dalam PLoS One (2014), pada masa remaja hormon testosteron mencapai puncaknya pada usia 19 tahun. Menurut Harvard Health Publishing, hormon ini berperan dalam pertumbuhan dan kekuatan otot dan kesehatan tulang. Namun, hal ini bukan berarti Anda harus mulai berlatih intens seperti binaragawan. Para remaja direkomendasikan untuk mulai latihan secara perlahan dengan beban ringan dan meningkatkan beban secara bertahap. 

    Umur Ideal untuk Membentuk Otot 

    Umur terbaik untuk membentuk otot adalah usia 20-30 tahun atau ketika Anda telah mencapai pertumbuhan dari remaja menuju dewasa. Hal itu disebabkan kadar hormon testosteron mulai memuncak sekitar usia 19 tahun. Setelah usia 30 tahun, tingkat testosteron menurun secara bertahap sekitar 1% per tahun. Pada usia 40-45 tahun hormon testosteron rendah sehingga berpengaruh terhadap kinerja fisik. Rendahnya kadar testosteron juga dikaitkan dengan kehilangan massa otot, berkurangnya kekuatan fisik, dan peningkatan massa lemak. 

    Bagaimana Jika Membentuk Otot di Usia 50 Tahun?

    Jika mulai membentuk massa otot pada usia 50 tahun, Anda akan merasa lebih sulit membangun massa otot dan mencapai kinerja yang maksimal. Namun, latihan beban di usia tersebut dapat membantu Anda mengurangi risiko menurunnya massa otot, melindungi sendi agar tetap kuat, menghilangkan lemak, menurunkan risiko penyakit jantung, dan mengurangi risiko cedera. 

    Nah, jadi Anda sudah tahu kan umur terbaik untuk membentuk otot. Selain latihan beban, Anda juga bisa memaksimalkannya dengan mengonsumsi suplemen pembangun massa otot yaitu suplemen Musclemeds Carnivor Beef Protein Isolate, protein yang terbuat dari daging sapi pertama dan terlaris di dunia, 350% lebih efektif dibanding steak. Anda bisa langsung membelinya di https://bstores.co.id/product/musclemeds-carnivor-beef-protein-isolate/. Yuk mulai latihan pembentukan otot dan dapatkan tubuh sehat ideal!

  • Sudah Latihan dan Mengonsumsi Produk Pembentuk Otot Tapi Otot Gitu-gitu Aja? Cek Penyebabnya!

    Sudah Latihan dan Mengonsumsi Produk Pembentuk Otot Tapi Otot Gitu-gitu Aja? Cek Penyebabnya!

    Ada begitu banyak orang yang mengidam-idamkan memiliki badan yang indah dan berotot. Sehingga membuat mereka melakukan latihan mati-matian untuk pembentukan otot, bahkan tak jarang diantaranya juga sudah habis banyak uang untuk mengonsumsi produk protein yang banyak dijual di pasaran, tak dapat dipungkiri jika seandainya berbagai bentuk latihan yang dilakukan tersebut tidak kunjung membuahkan hasil. 

    Memang jika seandainya Anda hanya melakukan latihan tersebut sendiri, tanpa adanya seorang profesional dan personal trainer kerap kali tidak sesuai dengan porsi yang dibutuhkan oleh tubuh, sehingga hasil yang diterima juga kurang optimal. Bagi pemula sebenarnya lebih dianjurkan untuk melakukan di gym dengan seorang trainer, sehingga nantinya bisa diarahkan latihan yang tepat dan tentunya sesuai dengan kebutuhan Anda. Berikut ini beberapa hal yang menyebabkan program pembentukan otot Anda tidak membuahkan hasil, yaitu:

    1. Lebih banyak melakukan olahraga kardio, olahraga yang berhubungan dengan kardio pada dasarnya memang memiliki manfaat yang sangat bagus, yaitu untuk menyehatkan jantung. Hanya saja jika tujuannya adalah untuk pembentukan otot. Pastinya hal ini tak kunjung membuat Anda mencapai tujuan. Kardio lebih bagus digunakan oleh mereka yang ingin menurunkan berat badan atau program diet. Sehingga untuk membangun otot sebenarnya diperlukan bentuk latihan yang lainnya.
    2. Tidak memakan beban yang cukup, bagi seorang pemula yang ingin membantu otot tubuh, maka dianjurkan dalam melakukan latihan beban, maka harus ditunjang dengan penggunaan beban yang sesuai kemampuan, bisa ditambah lagi jumlah bebannya jika seandainya sudah terbiasa dengan beban yang sama. Lakukan secara berkala dengan tujuan mencegah kemungkinan robekan yang terjadi pada jaringan tubuh.
    1. Kurang tidur, bagaimanapun istirahat termasuk bagian penting yang harus dicukupi selama masa latihan. Adanya robekan mikro yang terjadi pada otot ini sebenarnya merupakan sebuah kunci dalam pembentukan otot. Hanya saja ia juga tetap membutuhkan waktu istirahat secara cukup, sehingga nantinya dapat kembali membangun dan juga memperbaiki jaringan yang rusak tersebut, sehingga akan tumbuh menjadi lebih kuat. Hal tersebut mungkin saja dapat terjadi ketika sedang tidur.
    2. Tidak konsisten dalam berlatih, dalam membentuk massa otot maka latihan tidak dapat dilakukan hanya sesekali saja. Melainkan penting sekali dilakukan secara disiplin atau konsisten. Paling tidak harus dilakukan 2 kali seminggu dalam pembentukannya, jangan sering-sering bolos latihan karena nanti hasilnya tidak akan optimal. Jika pun bukan latihan beban, maka dapat diselingi dengan bentuk latihan yang lainnya, sehingga tidak bosan.
    3. Postur tubuh yang buruk atau salah ketika melakukan latihan, dalam latihan beban ini tidak hanya dibutuhkan bagaimana cara Anda mengangkatnya saja secara asal-asalan. Melainkan harus tahu posisi yang benar dalam latihan ini. Jika seandainya posisi selalu salah, tentunya akan sulit bagi Anda untuk mendapatkan kemajuan.

    Imbangi setiap latihan Anda dengan asupan protein yang tepat, guna memaksimalkan massa otot dalam tubuh tersebut. diantaranya adalah dengan mengonsumsi Whey Protein https://bstores.co.id/?s=whey+protein&post_type=product yang bisa Anda dapatkan secara mudah dari Bstores. Mampu untuk meningkatkan massa otot tubuh Anda selama program latihan tersebut berlangsung, tentunya harus ditunjang dengan asupan nutrisi yang cukup lainnya.